Karya Al-Ghazali

Al-Ghazali adalah seorang ahli pikir Islam. Puluhan buku telah ditulisnya yang meliputi berbagai lapangan ilmu, antara lain teologi Islam (ilmu kalam), hukum Islam (fiqh), tasawuf, akhlak dan adab kesopanan, kemudian autobiografi. Sebagian besar dari buku-buku itu berbahasa Arab, dan yang lain ditulis dengan bahasa Parsi.

Pengaruh Al-Ghazali di kalangan kaum muslimin besar sekali sehingga, menurut pandangan para ahli ketimuran (orientalis), agama Islam yang digambarkan oleh kebanyakan kaum muslimin berpangkal pada konsepsi Al-Ghazali.

Kitabnya yang terbesar ialah Ihya ‘Ulumuddin, artinya “menghidupkan ilmu-ilmu agama”, yang dikarangnya selama beberapa tahun dalam keadaan berpindah-pindah antara Syam, Yerusalem, Hijaz, dan Thus. Buku ini berisi panduan yang dikenal di kalangan kaum muslimin maupun di dunia Barat dan di luar Islam.

Bukunya yang lain ialah Al-Munqidz min Adh-Dhalal (Penyelamat dan Kesesatan), yang berisi tentang sejarah perkembangan alam pikirannya dan mencerminkan sikapnya yang terakhir terhadap beberapa macam ilmu, serta jalan untuk mencapai Tuhan. Banyak penulis modern yang mengikuti jejak Al-Ghazali dalam menulis autobiografi.

Abnu Al-‘Ibri dan Raymond Martin banyak mengambil pikiran-pikiran Al-Ghazali untuk menguatkan pendiriannya. Demikian juga Pascal (Prancis, 1623-1662) dan filsuf-filsuf Barat lainnya, sebagaimana diakui oleh Asin Palacios, banyak persamaannya dengan Al-Ghazali dalam pendiriannya, bahwa pengetahuan-pengetahuan agama tidak bisa diperoleh dari akal pikiran, tetapi harus berdasarkan hati dan rasa.

Thomas Aquinas (Itali, 1226-1274), yang dengan pedasnya menyerang Al-Ghazali, ketika menguraikan penglihatan (ru’yat) manusia terhadap Tuhan di akhirat, uraiannya sama dengan Al-Ghazali. Dante (Itali, 1265-1321 M.) dalam bukunya Devina Commidia (Komidi Ketuhanan) banyak mengambil tulisan Al-Ghazali tentang Mi’raj.

Banyak ahli ketimuran yang menulis buku tentang Al-Ghazali, antara lain Carra de Vaux, J. Wersink, Oberman, Asian Placios, dan Zwemmer. Tidak sedikit dari penulis-penulis Barat yang menerjemahkan buku-buku Al-Ghazali ke dalam berbagai bahasa Eropa, antara lain:

  1. Carra de Vaux menerjemahkan buku Tahafut al-Falasifah.
  2. De Boer dan Asian Palacios, masing-masing menerjemahkan beberapa bagian dari buku Tahafut al-Falasifah.
  3. H. Bauer menerjemahkan buku Qawaid al-‘Aqaid.
  4. Barbier de Minard menerjemahkan buku Al-Munqidz min Adh-Dhalal.
  5. W.H.T. Craidner, London, menerjemahkan buku Misykat al-Anwar.
  6. D.B. Mac Donald menerjemahkan beberapa pasal dari Ihya ‘Ulumuddin.


Sumber: Buku “Seluk-Beluk Filsafat Islam”.

Penulis: Drs. Poerwantana, dkk.

Dipublikasikan kembali oleh http://paratokoh.blogspot.com

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Jika benar (shahih) tentang "perbedaan umatku adalah rahmat" (Ihya Ulumuddin) maka mengapa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam atau Imam Syafi'i dan yang lainnya sangat membenci Khawarij?

btw. Al-Ghazali mengharamkan memangkas lihyah. Lihatlah gambar orang-orang yang tak mau memelihara janggut!!!

Web ini penuh kemungkaran.